Makalah farmakologi
HUBUNGAN HORMON TIROID DENGAN GROWTH HORMON SEHINGGA
DAPAT MENYEBABKAN KREATINISME PADA IBU HAMIL
OLEH :
-
NISFAN
-
NUR APRIANI
-
NURBAETI
-
NURAENI ARSYAD
-
NURFADILLAH
JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2012
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan
kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah FARMAKOLOGI ini tepat waktu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahan penulisan makalah ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang
dimilki penulis oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat perbaikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan arahan dan
bimbingan serta motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.
Makassar, November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang......................................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C.
Tujuan ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
HUBUNGAN
HORMON TIROID DENGAN HORMON
PERTUMBUHAN
(GROWTH HORMONE) SEHINGGA DAPAT
MENYEBABKAN
KRETINISME PADA IBU HAMIL.................... ....... 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan....................................................................................... ..... 10
B.
Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kelainan pada kelenjar
tiroid, utamanya hipotiroid, pada wanita hamil tidak bisa diremehkan. Selain
akibat terburuk seperti kematian, hipotiroid yang tak segera ditangani dapat
membahayakan kesehatan janin. Salah satu bentuk kelainan kelenjar tiroid yang
utamanya harus diwaspadai oleh wanita hamil adalah hipotiroid. Hipotiroid
merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup banyak
hormon tiroid sesuai yang dibutuhkan tubuh. Penyebab hipotiroid umumnya akibat
kekurangan yodium. Wanita hamil yang mengalami kekurangan yodium berat juga
dapat melahirkan bayi kretinisme. “Mereka yang kekurangan hormon tiroid di usia
dini akan terkesan bodoh dan mengalami gangguan pertumbuhan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan hormon tiroid dengan
hormon pertumbuhan (growth hormone) sehingga dapat menyebabkan kreatinisme pada ibu hamil ?
C.
TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan
menjelaskan hubungan hormon tiroid dan growth hormone (hormon pertumbuhan) yang
dapat menyebabkan kreatinisme pada ibu hamil.
BAB
II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN
HORMON TIROID DENGAN GROWTH HORMON SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN KREATINISME PADA
IBU HAMIL
Kretinisme yaitu perawakan
pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh. Hormon tiroid diproduksi
oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid.
Kelenjar tiroid bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat
diproduksinya hormon tireotropik. Hormon ini mengatur produksi hormone tiroid,
yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk
dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan,
dan perkembangan, seperti Hormone tiroid esensial yang sangat penting untuk
pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab
menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam
mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan akan maksimum hanya
apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak
hipotiroid pertumbuhan akan terganggu, tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak
menyebabkan pertumbuhan berlebihan.
Sedangkan Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut
dengan HGH (Human Growth Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan
sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh, terutama pada masa
anak-anak dan puberitas.Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan
volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (HUMAN GROWTH
HORMONE) adalah kelenjar pituitary. Pada
masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme).
Penyebab dari
kretinisme ini berasal dari faktor bawaan, yang terdiri dari:
1. Agenesis
atau disgenesis kelenjar tiroidea.
2. Kelainan
hormogenesis :
1. Kelainan
bawaan enzim (inborn error)
2. Defisiensi
iodium (kreatinisme endemic)
3. Pemakaian
obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
Penyebab kreatinisme oleh faktor di
luarhormonal terdiri dari :
a.
Sindrom Achusing
b.
Pseudihipoparatiroidisme
c.
Perawakan pendek genetic
d.
Perawakan pendek konstitusional
e.
Retardasi pertumbuhan dalam janin
f.
Sindroma-sindroma dengan salah satu
gejala perawakan pendek misalnya sindroma turner, dll.
g.
Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan
malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.
Penyebab paling sering dari
kekurangan hormon tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat. Bahan baku
terpenting untuk produksi hormon tiroid adalah yodium yang biasanya terdapat
pada garam yang beryodium. Kretinisme dapat terjadi bila kekurangan berat unsur
yodium terjadi selama masa kehamilan hingga tiga tahun pertama kehidupan bayi.
Hormon tiroid bekerja sebagai penentu utama laju metabolik tubuh keseluruhan,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta fungsi saraf. Sebenarnya gangguan
pertumbuhan timbul karena kadar tiroid yang rendah mempengaruhi produksi hormon
pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain terutama pada susunan saraf
pusat dan saraf perifer, sehingga Kurangnya asupan hormon tiroid dalam tubuh
wanita hamil akan turut mengganggu proses tumbuh kembang janin. Padahal di usia
dini, hormon tiroid sangat bermanfaat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan. Jika hipotiroid dibiarkan dalam jangka panjang, maka bukan tidak
mungkin janin yang dilahirkan akan menjadi generasi yang lambat dalam
merespons, mengalami keterbelakangan mental, bahkan cacat fisik. Wanita hamil
yang mengalami kekurangan yodium berat terutama pada trimester 1 yaitu masa
perumbuhan janin, mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi kretinisme. Pada
masa ini, janin sangat membutuhkan
hormon tirotropin untuk pertumbuhan sel otak. Jika kekurangan iodium terjadi
cukup lama (duration) dengan intensitas berat (magnitude) dan
pada saat dibutuhkan (insult time) maka kemungkinan besar bayi akan
lahir kretin yang berat ("overt cretin" atau kretin
patognomonik)3). Oleh karena ketiga faktor tersebut, maka kretin dapat terjadi
dalam berbagai gradasi dan berbagai tingkat spektrumnya. Kretin patognomonik
cukup mudah untuk diidentifikasi oleh orang yang telah mendapat cukup latihan.
Namun kretin dengan gradasi yang lebih ringan, agak sulit untuk diidentifikasi “Mereka yang kekurangan hormon tiroid di usia dini akan
terkesan bodoh dan mengalami gangguan pertumbuhan. Bila kurangnya hormon tiroid
terjadi sejak janin, maka gejalanya adalah defisiensi
mental (IQ rendah) disertai salah satu gejala atau keduanya yaitu:
·
Gangguan pendengaran (kedua telinga dan nada tinggi) dan gangguan wicara,
gangguan cara berjalan (seperti orang kelimpungan) ,mata juling, cara berjalan
yang khas, kurangnya massa tulang, terlambatnya perkembangan masa pubertas dll.
·
Cebol dan hipotiroidisme.
Bila
kekurangan hormon tiroid akibat kurangnya yodium terjadi pada masa kanak-kanak
atau masa pertumbuhan, maka hanya terjadi perawakan yang pendek tanpa retardasi
mental. Penderita biasanya kurus dan mukanya tetap menua sesuai umur disertai
cara berjalan yang khas.
Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan perawakan pendek tetapi
kelebihan hormon tiroid tidak menambah tinggi badan tetapi menyebabkan penyakit
lain yaitu hipertiroidisme. Kretinisme ada bermacam-macam
bentuk dan stadiumnya, seperti :
1. Kretin Endemik
Kretin ini pun terbagi dalam beberapa klasifikasi :
(a) Kretin Tipe Nervosa
Gambaran
yang tipikal dari kretin nervosa adalah sbb: Retardasi mental yang sangat
berat: Gangguan pendengaran dan bisu-tuli. Sindroma paresis sistem piramidalis,
khususnya tungkai bawah: hipertonia, klonus, refleks plantaris. Kadang-kadang
disertai sindroma ekstrapiramidalis. Sikap berdiri dan cara berjalan khas,
spastik dan ataksik. Pada kasus yang sangat berat bahkan tidak mampu berdiri.
(b) Kretin tipe miksedematosa
Ciri-ciri
klinik kretin tipe ini adalah: Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan
dibanding kretin nervosa. Tanda-tanda hipotiroidi klinik: Tubuh sangat pendek
(cebol), miksedema, kulit kering, rambut jarang, perkembangan seksual
terlambat. Juga terdapat gangguan neurologik seperti spastisitas tungkai bawah,
refleks plantaris, dan gangguan gaya berjalan. Kretin jenis ini banyak terdapat
di Republik Demokrat Kongo (RDK) sebab di sana ada faktor lain yang
mempengaruhi, yaitu defisiensi selenium dan kelebihan (overload) tiosianat.
(c)
Kretin tipe campuran
Gambaran kliniknya adalah
gabungan dari ke dua tipe di atas, yaitu adanya retardasi mental, gangguan
neuromotorik yang jelas, disertai tanda-tanda hipotiroidi klinik. Delong dalam
studi di China mendeskripsi variasi temuan kliniknya menjadi 5 bentuk sindroma
yaitu tipe tipikal (khas), postur talamik, autistik, serebeler, dan hipotonik. Tipe-tipe
ini menggambarkan onset yang berbeda-beda dari defisiensi I selama kehamilan,
serta berat ringannya defisiensi yang terjadi.
2. Hipotiroidisme
Gangguan regulasi termal:hipotermia, sianosis perifer,
ekstremitas dingin Gangguan gastrointestinal:gangguan makan, distensi abdomen,
muntah, konstipasi. Gangguan neuromuskuler: hipotonia, letargi. Keterlambatan
maturasi skeletal: fontanela dan sutura kranialis lebar, epifisis femoral
distal tak tampak. Keterlambatan maturasi biokimiawi:ikterus. Setelah bayi
berusia 3 bulan mulai tampak gambaran-gambaran kretin sporadik klasik. Suara
tangisnya berat (nada rendah) dan parau, lidah membesar, hipoplasia hidung /
nasoorbital, kulit kasar, kering dan dingin, hernia umbilikalis. Refleks tendon
menurun,dan terlambat mencapai perkembangan sesuai umur yang diharapkan.
Setelah umur 6 bulan, anak tampak '‘bodoh'’ karena retardasi mental. Pada kurun
usia berikutnya, disamping pertumbuhan tinggi badan yang sangat terganggu
(cebol), juga terdapat gangguan neurologik, khususnya berupa tanda-tanda
disfungsi serebeler. Misalnya timbul gangguan keseimbangan,
tremor, past-pointing.
disdiadokokinesis, dan disartri. Hal ini bisa
dimengerti mengingat perkembangan serebelum terjadi sejak awal trimester ke 3
kehamilan sampai masa postnatal, di mana pada saat itu hormon tiroid janin
gagal disekresi, padahal seharusnya sudah maksimal berfungsi sebab kontribusi
hormon tiroid ibu sudah berkurang atau bahkan pada masa postnatal, tidak ada
lagi.
3. Kretin Sub-klinik
Kretin subklinik bisa dipandang sebagai bentuk ringan
dari kretinisme endemik tipe nervosa, karena adanya defisiensi mental serta
gangguan neuromotorik, walaupun dalam derajat yang lebih ringan. Dengan
mempelajari aspek klinik kretin endemik yang tidak berwujud gambaran klinik
tunggal (nervosa,miksedematosa, dan campuran), maka bisa dimengerti kalau
bentuk yang ringan (subtle) mempunyai gambaran klinik yang samar, dan cenderung
tidak khas. Wangetal mengajukan 4 kriteria, yaitu retardasi mental subklinik
(IQ 50-70), defek psikomotor ringan, gangguan pendengaran subklinik,
perkembangan, fisik (tinggi badan) agak kurang, dan hipotiroidi kimiawi.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon
tiroid memengaruhi pertumbuhan, dan perkembangan, seperti Hormone tiroid
esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara
langsung bertanggung jawab menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini
berperan permisif dalam mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan
akan maksimum hanya apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat.
Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu. Sebenarnya gangguan
pertumbuhan timbul karena kadar tiroid yang rendah mempengaruhi produksi hormon
pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain terutama pada susunan saraf
pusat dan saraf perifer, sehingga Kurangnya asupan hormon tiroid dalam tubuh
wanita hamil akan turut mengganggu proses tumbuh kembang janin. Sehingga Wanita
hamil yang mengalami kekurangan yodium berat terutama pada trimester 1 yaitu
masa perumbuhan janin, mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi kretinisme. Jadi
kedua hormon ini saling berkaitan satu sama lain, apabila salah satu hormon ini
mengalami gangguan( hormon tiroid atau growth hormone), maka hormon-hormon lain
juga akan mengalami gangguan baik dari segi organ maupun dari segi fungsional.
B.
SARAN
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar