Kamis, 08 November 2012

HUBUNGAN HORMON TIROID DENGAN GROWTH HORMON SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN KREATINISME PADA IBU HAMIL


Makalah farmakologi

HUBUNGAN HORMON TIROID DENGAN GROWTH HORMON SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN KREATINISME PADA IBU HAMIL


OLEH :

-      NISFAN
-      NUR APRIANI
-      NURBAETI
-      NURAENI ARSYAD
-      NURFADILLAH

JURUSAN KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2012



KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah FARMAKOLOGI  ini tepat waktu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan penulisan makalah ini karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimilki  penulis oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat perbaikan demi kesempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Semoga Allah SWT melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.


Makassar,  November 2012

Penulis





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................        1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang......................................................................................... 4
B.      Rumusan Masalah..................................................................................... 4
C.      Tujuan ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
         HUBUNGAN HORMON TIROID DENGAN HORMON
         PERTUMBUHAN (GROWTH HORMONE) SEHINGGA DAPAT
         MENYEBABKAN KRETINISME PADA IBU HAMIL.................... ....... 5
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................... ..... 10           
B.     Saran....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kelainan pada kelenjar tiroid, utamanya hipotiroid, pada wanita hamil tidak bisa diremehkan. Selain akibat terburuk seperti kematian, hipotiroid yang tak segera ditangani dapat membahayakan kesehatan janin. Salah satu bentuk kelainan kelenjar tiroid yang utamanya harus diwaspadai oleh wanita hamil adalah hipotiroid. Hipotiroid merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sesuai yang dibutuhkan tubuh. Penyebab hipotiroid umumnya akibat kekurangan yodium. Wanita hamil yang mengalami kekurangan yodium berat juga dapat melahirkan bayi kretinisme. “Mereka yang kekurangan hormon tiroid di usia dini akan terkesan bodoh dan mengalami gangguan pertumbuhan.

B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan hormon tiroid dengan hormon pertumbuhan (growth hormone) sehingga dapat menyebabkan  kreatinisme pada ibu hamil ?

C.     TUJUAN
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan hubungan hormon tiroid dan growth hormone (hormon pertumbuhan) yang dapat menyebabkan kreatinisme pada ibu hamil.







BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN HORMON TIROID DENGAN GROWTH HORMON SEHINGGA DAPAT MENYEBABKAN KREATINISME PADA IBU HAMIL

Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh. Hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (gondok) terutama sel folikel tiroid. Kelenjar tiroid bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat diproduksinya hormon tireotropik. Hormon ini mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin. Hormon ini memengaruhi pertumbuhan, dan perkembangan, seperti Hormone tiroid esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan akan maksimum hanya apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu, tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan.
  Sedangkan Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (Human Growth Hormon) adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas.Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran dan volume dari otak, rambut, otot dan organ-organ di dalam tubuh. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (HUMAN GROWTH HORMONE) adalah kelenjar pituitary. Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan menyebabkan kerdil (kretinisme).
Penyebab dari kretinisme ini berasal dari faktor bawaan, yang terdiri dari:
1.    Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea.
2.    Kelainan hormogenesis :
1.    Kelainan bawaan enzim (inborn error)
2.    Defisiensi iodium (kreatinisme endemic)
3.    Pemakaian obat-obatan anti tiroid oleh ibu hamil (maternal)
Penyebab kreatinisme oleh faktor di luarhormonal terdiri dari :
a.       Sindrom Achusing
b.      Pseudihipoparatiroidisme
c.       Perawakan pendek genetic
d.      Perawakan pendek konstitusional
e.       Retardasi pertumbuhan dalam janin
f.       Sindroma-sindroma dengan salah satu gejala perawakan pendek misalnya sindroma turner, dll.
g.      Penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan malnutrisi dalam perkembangan penyakitnya.
Penyebab paling sering dari kekurangan hormon tiroid adalah akibat kurangnya bahan baku pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi hormon tiroid adalah yodium yang biasanya terdapat pada garam yang beryodium. Kretinisme dapat terjadi bila kekurangan berat unsur yodium terjadi selama masa kehamilan hingga tiga tahun pertama kehidupan bayi. Hormon tiroid bekerja sebagai penentu utama laju metabolik tubuh keseluruhan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta fungsi saraf. Sebenarnya gangguan pertumbuhan timbul karena kadar tiroid yang rendah mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain terutama pada susunan saraf pusat dan saraf perifer, sehingga Kurangnya asupan hormon tiroid dalam tubuh wanita hamil akan turut mengganggu proses tumbuh kembang janin. Padahal di usia dini, hormon tiroid sangat bermanfaat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Jika hipotiroid dibiarkan dalam jangka panjang, maka bukan tidak mungkin janin yang dilahirkan akan menjadi generasi yang lambat dalam merespons, mengalami keterbelakangan mental, bahkan cacat fisik. Wanita hamil yang mengalami kekurangan yodium berat terutama pada trimester 1 yaitu masa perumbuhan janin, mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi kretinisme. Pada masa ini, janin sangat  membutuhkan hormon tirotropin untuk pertumbuhan sel otak. Jika kekurangan iodium terjadi cukup lama (duration) dengan intensitas berat (magnitude) dan pada saat dibutuhkan (insult time) maka kemungkinan besar bayi akan lahir kretin yang berat ("overt cretin" atau kretin patognomonik)3). Oleh karena ketiga faktor tersebut, maka kretin dapat terjadi dalam berbagai gradasi dan berbagai tingkat spektrumnya. Kretin patognomonik cukup mudah untuk diidentifikasi oleh orang yang telah mendapat cukup latihan. Namun kretin dengan gradasi yang lebih ringan, agak sulit untuk diidentifikasi “Mereka yang kekurangan hormon tiroid di usia dini akan terkesan bodoh dan mengalami gangguan pertumbuhan. Bila kurangnya hormon tiroid terjadi sejak janin, maka gejalanya adalah defisiensi mental (IQ rendah) disertai salah satu gejala atau keduanya yaitu:
·         Gangguan pendengaran (kedua telinga dan nada tinggi) dan gangguan wicara, gangguan cara berjalan (seperti orang kelimpungan) ,mata juling, cara berjalan yang khas, kurangnya massa tulang, terlambatnya perkembangan masa pubertas dll.
·         Cebol dan hipotiroidisme.
Bila kekurangan hormon tiroid akibat kurangnya yodium terjadi pada masa kanak-kanak atau masa pertumbuhan, maka hanya terjadi perawakan yang pendek tanpa retardasi mental. Penderita biasanya kurus dan mukanya tetap menua sesuai umur disertai cara berjalan yang khas.
Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan perawakan pendek tetapi kelebihan hormon tiroid tidak menambah tinggi badan tetapi menyebabkan penyakit lain yaitu hipertiroidisme. Kretinisme ada bermacam-macam bentuk dan stadiumnya, seperti :
1.    Kretin Endemik
Kretin ini pun terbagi dalam beberapa klasifikasi :
(a) Kretin Tipe Nervosa
Gambaran yang tipikal dari kretin nervosa adalah sbb: Retardasi mental yang sangat berat: Gangguan pendengaran dan bisu-tuli. Sindroma paresis sistem piramidalis, khususnya tungkai bawah: hipertonia, klonus, refleks plantaris. Kadang-kadang disertai sindroma ekstrapiramidalis. Sikap berdiri dan cara berjalan khas, spastik dan ataksik. Pada kasus yang sangat berat bahkan tidak mampu berdiri.
(b) Kretin tipe miksedematosa
Ciri-ciri klinik kretin tipe ini adalah: Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan dibanding kretin nervosa. Tanda-tanda hipotiroidi klinik: Tubuh sangat pendek (cebol), miksedema, kulit kering, rambut jarang, perkembangan seksual terlambat. Juga terdapat gangguan neurologik seperti spastisitas tungkai bawah, refleks plantaris, dan gangguan gaya berjalan. Kretin jenis ini banyak terdapat di Republik Demokrat Kongo (RDK) sebab di sana ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu defisiensi selenium dan kelebihan (overload) tiosianat.
(c) Kretin tipe campuran
Gambaran kliniknya adalah gabungan dari ke dua tipe di atas, yaitu adanya retardasi mental, gangguan neuromotorik yang jelas, disertai tanda-tanda hipotiroidi klinik. Delong dalam studi di China mendeskripsi variasi temuan kliniknya menjadi 5 bentuk sindroma yaitu tipe tipikal (khas), postur talamik, autistik, serebeler, dan hipotonik. Tipe-tipe ini menggambarkan onset yang berbeda-beda dari defisiensi I selama kehamilan, serta berat ringannya defisiensi yang terjadi.
  2.  Hipotiroidisme
Gangguan regulasi termal:hipotermia, sianosis perifer, ekstremitas dingin Gangguan gastrointestinal:gangguan makan, distensi abdomen, muntah, konstipasi. Gangguan neuromuskuler: hipotonia, letargi. Keterlambatan maturasi skeletal: fontanela dan sutura kranialis lebar, epifisis femoral distal tak tampak. Keterlambatan maturasi biokimiawi:ikterus. Setelah bayi berusia 3 bulan mulai tampak gambaran-gambaran kretin sporadik klasik. Suara tangisnya berat (nada rendah) dan parau, lidah membesar, hipoplasia hidung / nasoorbital, kulit kasar, kering dan dingin, hernia umbilikalis. Refleks tendon menurun,dan terlambat mencapai perkembangan sesuai umur yang diharapkan. Setelah umur 6 bulan, anak tampak '‘bodoh'’ karena retardasi mental. Pada kurun usia berikutnya, disamping pertumbuhan tinggi badan yang sangat terganggu (cebol), juga terdapat gangguan neurologik, khususnya berupa tanda-tanda disfungsi serebeler. Misalnya timbul gangguan keseimbangan, tremor, past-pointing.

disdiadokokinesis, dan disartri. Hal ini bisa dimengerti mengingat perkembangan serebelum terjadi sejak awal trimester ke 3 kehamilan sampai masa postnatal, di mana pada saat itu hormon tiroid janin gagal disekresi, padahal seharusnya sudah maksimal berfungsi sebab kontribusi hormon tiroid ibu sudah berkurang atau bahkan pada masa postnatal, tidak ada lagi.
3.   Kretin Sub-klinik
Kretin subklinik bisa dipandang sebagai bentuk ringan dari kretinisme endemik tipe nervosa, karena adanya defisiensi mental serta gangguan neuromotorik, walaupun dalam derajat yang lebih ringan. Dengan mempelajari aspek klinik kretin endemik yang tidak berwujud gambaran klinik tunggal (nervosa,miksedematosa, dan campuran), maka bisa dimengerti kalau bentuk yang ringan (subtle) mempunyai gambaran klinik yang samar, dan cenderung tidak khas. Wangetal mengajukan 4 kriteria, yaitu retardasi mental subklinik (IQ 50-70), defek psikomotor ringan, gangguan pendengaran subklinik, perkembangan, fisik (tinggi badan) agak kurang, dan hipotiroidi kimiawi.







BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Hormon tiroid memengaruhi pertumbuhan, dan perkembangan, seperti Hormone tiroid esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan akan maksimum hanya apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu. Sebenarnya gangguan pertumbuhan timbul karena kadar tiroid yang rendah mempengaruhi produksi hormon pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain terutama pada susunan saraf pusat dan saraf perifer, sehingga Kurangnya asupan hormon tiroid dalam tubuh wanita hamil akan turut mengganggu proses tumbuh kembang janin. Sehingga Wanita hamil yang mengalami kekurangan yodium berat terutama pada trimester 1 yaitu masa perumbuhan janin, mempunyai resiko tinggi melahirkan bayi kretinisme. Jadi kedua hormon ini saling berkaitan satu sama lain, apabila salah satu hormon ini mengalami gangguan( hormon tiroid atau growth hormone), maka hormon-hormon lain juga akan mengalami gangguan baik dari segi organ maupun dari segi fungsional.
B.  SARAN
          Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar